Memperhatikan kondisi vihara yang perlu segera penanganan yang serius, panitia harus mempertimbangkan dengan bijaksana usaha yang akan ditempuh dalam pemugaran ini. Merencanakan dari awal tentu akan lebih mudah daripada merubah yang ada dengan memperhatikan kondisi yang ada, memaksimalkan fungsi ruang namun meminimalisasikan budget, disamping mempertahankan dengan “memoles” yang telah ada. Sungguh sebuah tantangan karena pemugaran tentunya dua kali kerja yaitu pekerjaan bongkar dan pekerjaan membangun kembali. Demikian pula jika pekerjaan ini diambil setengah-setengah/tidak tuntas maka tentunya akan memperlihatkan pemandangan yang tidak elok.
Bagaikan sebuah mimpi bagi panitia untuk mewujudkan vihara yang refresentatif namun ada tekad, keyakinan dan semangat untuk mengahdapi tantangan ini. Akhirnya panitia didukung oleh Forum Ibu-ibu Buddhis Bali dalam penggalian dana, kemudian intensif memikirkan dan bekerja keras dengan penuh keyakinan mewujudkan karya yang terbaik untuk Umat Buddha Bali.
Vihara Buddha Guna sebagai “Jendela Mengenal Buddhisme di Bali” dan dicanangkan sebagai “Bali Theravadin Buddhist Centre (BTBC)” didesain sarat akan pesan-pesan Dhamma, menampilkan “ Keagungan Sang Buddha”, yang tertuang dalam Buddhanusati (Perenungan terhadap Sifat-sifat Mulia Sang Buddha)”. Sebagai layaknya sebuah vihara maka tempat ini dirancang dengan Konsep Perancangan (Design Concept).
Spritualis~Elegance~Edukatif
~Spiritualis
Memberikan kesan yang tenang, khidmat, agung, megah, menggugah perasaan dan membuat yang berkunjung sadar, dan penuh perhatian, untuk menaruh rasa hormat dan berhati-hati dalam setiap ruangan. Memunculkan spirit/energy yang positif karena terinspirasi berada dalam ruangan ini.
~Elegance
Elok, indah dan menawan untuk dipandang, memikat hati semua orang yang datang, mengundang untuk masuk berkunjung dan ingin tahu apa ajaran Sang Buddha Itu.
Tersusun dengan rapi (awal, tengah dan akhirnya) sebagai sequenze dan serial vision, menampilkan alur cerita yang indah dan pada akhirnya memberi kesan yang menankjubkan dan mengharukan.
Penampilan anggun/luwes dengan tidak menonjolkan diri dalam lingkungan tersebut namun sederhana tapi memikat dengan sentuhan aksentuasi di beberarpa tempat sebagai focal point dan secara keseluruhan berkesan istimewa.
~Edukatif
Desain bersifat mendidik, menampilkan element dekoratif yang bukan semata-mata memberikan kesan indah namun bermakna. Menggali Phylosofi Buddhis untuk diaplikasikan dalam rancang bangun. Menampilkan nilai-nilai yang sarat akan pesan Dhamma, baik dalam karya patung, relief dan tulisan-tulisan.
Konsep desain ini mendasari dalam setiap pemilihan dan penggunaan bahan, garis, bidang/bentuk, tekstur, warna dan pencahayaan disetiap elemen desain, suasana dan kesan ruang/bangunan.